PMII Majalengka mewarisi nilai & Kiprah KH. Abdul Chalim lewat Ziarah
Majalengka, 11 November 2025 — Peringatan Hari Pahlawan menjadi momen refleksi bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Majalengka. Dengan pendekatan budaya dan keagamaan, para kader melakukan ziarah ke makam pahlawan nasional KH. Abdul Chalim di Leuwimunding, Majalengka, sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan pahlawan bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia.
KH. Abdul Chalim, pendiri Nahdlatul Ulama yang lahir pada 2 Juni 1898 di Leuwimunding, ia tercatat sebagai figur yang berperan besar dalam gerakan keagamaan dan sosial di Indonesia, serta turut mengambil bagian dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Jejak kontribusinya melalui jalur pendidikan, sosial, ekonomi, menjadi bagian dari warisan intelektual yang terus hidup hingga kini.
Ziarah yang digelar PMII Majalengka berlangsung di maqbaroh KH. Abdul Chalim dan diikuti para kader PMII serta para kiyai, kegiatan ini mengusung tema “Merawat Nilai, Mewarisi Pergerakan”. Suasana acara terasa khidmat sejak awal dipimpin oleh KH. Arifin Muslim dan Kiyai Aang salah satu cucu mbah halim, tokoh agama Leuwimunding yang juga mantan aktivis pergerakan. Doa dan tawassul dibacakan dengan tenang, menguatkan nuansa kontemplatif yang menyelimuti kegiatan.
Ketua PMII Majalengka, Muflih Nastain, menyampaikan bahwa ziarah ini menjadi momentum untuk mempertegas nilai pergerakan dalam kehidupan bernegara dan beragama.
“Kegiatan ini merupakan bentuk refleksi gerakan, bahwa perjuangan yang ikhlas terhadap bangsa dan negara adalah bagian dari kemuliaan dalam beragama.” ujarnya.
Usai ziarah, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan kilas balik perjuangan KH. Abdul Chalim, para kader diajak memahami konteks sejarah dan peran besar beliau, mulai dari kiprahnya dalam pendirian Nahdlatul Ulama, Komite Hijaz, Laskar Hizbullah, serta keterlibatannya dalam peristiwa 10 November 1945 yang merupakan bentuk komitmennya terhadap Kemerdekaan RI.
"KH Abdul Chalim mewakafkan hidupnya untuk perjuangan, mulai dari medan perang hingga politik kenegaraan" ucap kiyai Arifin pada pemaparan kilas balik perjuangan KH Abdul Chalim
Menurut Muflih, figur KH. Abdul Chalim mengajarkan bahwa agama dan negara tidak dapat dipisahkan.
“Beliau memberi teladan tentang bagaimana nilai keIslaman dan keIndonesian harus senantiasa hidup ditengah gerakan. Selain itu, beliau seorang organisatoris yang melahirkan banyak gerakan dan turut membangkitkan semangat pergerakan” jelasnya.
Muflih menambahkan bahwa PMII Majalengka melihat nilai pergerakan KH. Abdul Chalim sebagai kompas bagi arah gerakan masa kini.
“Spirit pergerakan beliau sangat relevan dalam mempertegas komitmen PMII terhadap cita-cita kemerdekaan. Semoga semangat pergerakan beliau dapat benar-benar terwarisi ke seluruh kader PMII Majalengka hingga ke seluruh masyarakat Majalengka” katanya.
Ziarah ke makam KH. Abdul Chalim menjadi momentum pengingat bahwa perjuangan para pahlawan bukan hanya cerita masa lalu. Nilai-nilai yang mereka wariskan selayaknya terus dirawat, diteruskan, dan diwujudkan dalam gerakan nyata para generasi penerus.