Home Nasional Jawa barat Majalengka Keislaman Aswaja Khutbah Opini Sejarah BIOGRAFI MWC NU BANOM LEMBAGA PC NU Pendidikan PONPEST Serba - serbi DOwnload

Arifah Hawa, Ketua Demisioner PC IPPNU Pimpin Diskusi Gender

Arifah Hawa, Ketua Demisioner PC IPPNU Pimpin Diskusi Gender
Arifah Hawa sebagai Demisioner ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ulama atau disingkat IPPNU Kabupaten Majalengka.
Arifah Hawa sebagai Demisioner ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ulama atau disingkat IPPNU Kabupaten Majalengka.

Arifah Hawa sebagai Demisioner ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ulama atau disingkat IPPNU Majalengka periode 2018-2020 Berdiskusi dengan peserta Latihan Kader Muda (LAKMUD) PAC IPNU dan IPPNU Majalengka di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rajagaluh pada Sabtu, 24 Juni 2023.

 

Dalam memimpin diskusi perempuan yang hangat disapa Teh Hawa tersebut terlihat bersemangat dan antusias. Dalam forum yang dimoderatori oleh Rekanita Nura N, Teh Hawa menjelaskan Bahwa Gender bukan hanya soal jenis kelamin tapi mempunyai efek yang lebih jauh, Terutama bagi perempuan. Gender membawa persfektif dan mengkodifikasi perbedaan peran antara pria dan perempuan. Perbedaan itulah yang berpotensi mendiskreditkan salah satu dari keduanya. 

 

Kebiasaan masyarakat dalam membentuk persfektif peran dan tanggung jawab antara laki laki dan perempuan. Padahal perbedaan itu seharusnya hanya disekat oleh kodrat yang ditetapkan oleh Allah yang tidak bisa dirubah antara perempuan dan laki laki. Pantiknya terhadap peserta. 

 

Peserta selanjutnya berdiskusi secara berkelompok membahas beberapa sektor mengenai Gender. Antara lain pokok diskusi kelompok tersebut adalah mengenai peran organisasi dalam dalam akselerasi gender. Termasuk bentuk bentuk ketidak Adilan Gender.

 

1. Penomorduaan (Sub-Ordinasi)

2. Marginalisasi (Peminggiran)

3. Beban Ganda

4. Kekerasan

5. Pemberian label negatif

 

Ketidak Adilan Gender berpotensi terjadi dalam segmen kehidupan. Baik dalam rumah tangga bahkan dalam organisasi. Budaya patriarki yang menjamur di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Stereotip bagi keduanya harus diredam anggapan anggapan anggapan miring terhadap lelaki ataupun perempuan harus dihentikan. Karena sangat membatasi peran dan gerak. Papar teh Hawa saat menanggapi pertanyaan peserta.

 

Pemahaman gender memang perlu ditanamkan sedini mungkin kepada kader. Karena kedepannya kesetaraan dan kesalingan dalam berorganisasi merupakan hal yang krusial pada gulir organisasi kedepan.