Momentum peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2022 mendapatkan perhatian khusus dan pesan mendalam bagi para santri. Hal itu seperti diungkapkan Katib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Majalengka KH Muhamad Umar.
Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Huda Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka ini menuturkan, santri itu sebagai generasi harapan bangsa. Sehingga para santri harus berjuang dan belajar dengan sungguh-sungguh ketika menimba ilmu di pesantren. Karena posisi kaum sarungan ini, akan menggantikan peran para kiai dan ulama di masa yang akan datang.
Gambaran itu bisa dikaitkan di dalam salah satu bait kitab Alfiyah Ibnu Malik. Bunyinya. Yanubu mafulun bih anfaailin. fiimalahu kanila hoyrunaili.
"Maf'ul bih ketika failnya tidak ada. Maka dia akan geser menempati fail disebut naibul fail. Ketika maful bih dia nasob. Tapi ketika dia diposisi fail, sebagai naibul fail, harus rofa. Dan semua hukum fail berlaku juga untuk maf'ul. Nah, anggaplah sekarang maf'ul bih itu santri dan kiai itu fail," ungkap Kiai Umar saat menjelaskan salah satu bab Naibul Fail di dalam kitab Alfiyah kaitannya dengan HSN.
Maka dari itu, lanjut Ketua Umum Makom Albab Kabupaten Majalengka ini, momentum peringatan harus santri ini, harus dijadikan kebangkitan dalam mempersiapkan segala sesuatunya sejak dini. Agar kelak dapat melahirkan para santri yang handal dan hebat, untuk pula memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati.
"Santri juga yang merupakan bagian dari elemen bangsa dan generasi muda, itu memiliki kewajiban yang sama dengan elemen bangsa lainnya, dalam melaksanakan dan menjaga ideologi Pancasila dari gangguan ideologi lainnya," tutup Kiai umar usai memberikan sambutan pada acara musabaqah qira'atul qutub dan muhafadzoh yang diinisiasi oleh Pengurus Cabang Rabithah Ma'ahid Islamiyah (PC RMI) Kabupaten Majalengka, di aula kantor PCNU setempat. (LTN NU Majalengka).