Lazisnu Majalengka Gelar "Ngopi" ngobrol Filantropi scara Profesional
PCNU KABUPATEN MAJALENGKA- Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PCNU Majalengka menggelar kegiatan bertajuk Ngopi atau Ngobrol Filantropi Ahad, 15 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung PCNU setempat, dan diikuti kurang lebih 80 peserta dari berbagai unsur. Di antaranya pengurus MWC NU se-Kabupaten Majalengka, UPZIS NU MWC, pimpinan-pimpinan lembaga dan banom NU, serta dewan instruktur PDPKPNU Cabang Majalengka.
Acara yang mengusung tema "Sosialisasi Ketentuan Lazisnu 2023 dan SOP KOIN NU Menuju Tata Kelola Lazisnu yang Profesional", langsung dibuka secara resmi oleh Pelaksana Harian Ketua PCNU Majalengka, KH Ahmad Syafiq, S.Pd.I.
Dalam sambutannya, kyai yang akrab disapa Abi Syafiq ini menekankan akan pentingnya penguatan sinergi antarelemen NU dalam membangun kemandirian ekonomi umat. Sebab ini menjadi tugas secara kolektif.
"Kita harus bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengangkat harkat sosial, dan menekan angka kemiskinan. Lazisnu merupakan instrumen eksekusinya, maka forum seperti "Ngopi" ini penting agar semua unsur NU bergerak bersama," ujar kyai asal Lasem tersebut.
Abi Syafiq pun menekankan akan pentingnya disiplin organisasi di tubuh NU. Ia pun mengingatkan seluruh pengurus, baik di jajaran lembaga maupun banom, agar menaati ketentuan aturan yang berlaku.Dan tidak melakukan kerja kerja atau kebijakan di luar garis organisasi NU.
"Siapapun pengurus NU, dari tingkat pusat hingga ranting, termasuk lembaga maupun banom, wajib menjalankan aturan organisasi NU. Ini bukan pilihan, tapi keharusan yang harus dilaksanakan,"
tegasnya.
Sementara itu, Ketua Lazisnu Majalengka, Ahmad Nawawi Aqiel mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat pondasi kelembagaan filantropi NU di tingkat akar rumput.
"Pengurus MWC dan Ranting bukan sekadar objek, tapi justru subjek utama dari gerakan KOIN NU. Kami terus membangun komunikasi intensif dengan seluruh pengurus dan kader NU, agar pengelolaan dana umat ini bisa lebih profesional dan terpercaya," ujar mantan aktivis PMII Cirebon ini.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Nawawi ini, keberhasilan pengelolaan KOIN NU sangat bergantung pada pemahaman dan pelaksanaan aturan yang telah ditetapkan oleh PBNU. Selain itu, peningkatan kapasitas para amil juga menjadi kunci untuk membangun kepercayaan publik.
"Acara Ngopi ini bukan yang terakhir. Kami berkomitmen untuk lebih intens turun ke bawah, mensosialisasikan program serta memastikan implementasi yang sesuai dengan prinsip tata kelola yang MANTAP: Modern, Akuntabel, Transparan, dan Profesional," kata Mantan Ketua Umum FKSMM sekarang Himmaka Cirebon ini.
Kegiatan ini pun turut menghadirkan Ketua Lazisnu PWNU Jawa Barat, H. Qomarudin, ST, sebagai narasumber utama. Diskusi berlangsung lebih dari lima jam, melampaui waktu yang dijadwalkan, karena tingginya antusiasme peserta dalam menyimak dan membahas isu-isu strategis terkait tata kelola filantropi NU.
"Dari berbagai wilayah yang saya amati, keberhasilan program KOIN NU sangat ditentukan oleh kedisiplinan dalam menjalankan aturan organisasi, baik dari pusat hingga ke ranting. Saya melihat apa yang dilakukan Lazisnu Majalengka sudah berada di jalur yang benar menuju profesionalisme," ungkap Qomarudin, yang berasal dari Indramayu.***